Senin, 15 Desember 2008

Korupsi di Indonesia


Indonesia menjadi negara paling korup ke-6 dari 133 negara di dunia, jauh tertinggal dari negara ASEAN lain seperti Malaysia, Singapura dan Thailand.


Hal ini dikeluarkan olah Kelompok kampanye internasional, Tranparency International yang menerbitkan indeks tahunan mengenai korupsi di seluruh dunia.

Menurut survei itu Bangladesh dipandang oleh para pemimpin bisnis dan lain-lainnya sebagai negara yang paling korup di dunia, sedangkan Finlandia dianggap sebagai negara yang paling sedikit korupsinya.

Menanggapi hal ini, Wakil Presiden Hamzah Haz dikutip menyatakan ingin mengetahui dimana korupsi itu terjadi. "Coba ada dimana. Tunjukkan ada di mana" kata Wapres seperti yang dikutip harian Media Indonesia on line.

Presiden Megawati Sukarnorputri menyatakan bahwa pemerintahannya telah mengambil tindakan korupsi dengan gaya Indonesia dan tidak bisa mengambil gaya keras seperti yang dilakukan di Cina.

pendapat saya

korupsi di Indonesia sangat merajalela, kita tidak dapat menutup mata dengan semua itu. Tetapi kalau wapres mengatakan di mana? itu sangat keterlaluan sekali, padahal korupsi terjadi didepan hidungnya. Itulah bukti bahwa pemerintahan ini sangat tidak memperhatikan masalah itu, jangan-jangan mereka malah sibuk ikutan korupsi.


Dan Menurut saya pernyataan Hamzah Haz dan Megawati adalah pernyataan dua orang yang tidak bisa apa-apa menghadapi peliknya korupsi di kalangan birokrat plus pelaku ekonomi di Indonesia. Kita bisa lihat siapa saja orang-orang di sekitar mereka, ya para politisi yang berlumur uang hasil korup, ya para Jendral yang entah dapat kekayaan berjibun dari mana. Saya melihat harus ada revolusi total dengan pemerintah Indonesia. Para konglomerat yang berkolaborasi dengan birokrat dalam menggelapkan uang negara harus dihukum mati tidak ada ampun. Mereka telah membunuh karakter orang Indonesia tidak bisa ditolerir. Sekarang coba disurvey para pejabat baik eksekutif,legeslatif dan yudikatif plus para Jendral Kolonel dan perwira lainnya tentang kekayaannya....saya yakin 98% dari mereka adalah koruptor. Masa' kolonel yang gajinya tidak sampai 3 juta perbulan bisa punya Pajero atau Land Cruiser dengan 3 buah rumah mewah di kawasan elit?

Korupsi hanya satu bagian kecil dari problem politik. Bukan hanya dari kacamata tradisi politik yang buruk, namun lebih jauh korupsi atau yang lebih dikenal "in-efesiensi" itu dalam kacamata krisis ekonomi telah memberi sumbangan yang berarti bagi terciptanya jurang penderitaan rakyat lebih dalam. Jangan tanyakan kepada rakyat, sejauh mana mereka mampu membangun gerakan anti-korupsi. Tapi tanyakan seberapa besar kekuatan rakyat untuk segera menjatuhkan rezim mereka, serta menggantinya dengan pemerintahan Rakyat Miskin. Pemilu akan dijadikan alat untuk memutihkan korupsi diberbagai negara. Meski Pemilu akan diwarnai dengan korupsi itu sendiri. Jadi solusinya; bukan hanya supremasi hukum untuk menindak praktek korupsi, tapi membuka jalan untuk terbentuknya pemerintahan baru yang dipimpin oleh rakyat. Karena Korupsi itu terjadi ketika Rakyat tak lagi mempunyai akses kekuasaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar